
BRMP Kalsel Saksikan Penandatanganan Kontrak Konstruksi Oplah Tahun 2025 Kab. Tabalong
BANJARBARU (brmp-kalsel) --- Optimalisasi lahan (oplah) merupakan salah satu program strategis Kementerian Pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan Indek Pertanaman (IP) pada padi. Melalui program ini diharapkan lahan yang semula tanam sekali dalam setahun dapat meningkat menjadi dua atau tiga kali dalam satu tahun.
Kabupaten Tabalong sendiri memiliki areal yang termasuk lahan oplah seluas 596 ha yang mencakup dua kecamatan yakni Kecamatan Kalua dan Banua Lawas telah siap untuk dilakukan pembangunan konstruksi. Penandatanganan kontrak ditandatangani antara Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DK2TPH) Kabupaten Tabalong selaku PPK dan Kodim Tabalong sebagai pelaksana serta disaksikan oleh berbagai pihak termasuk PJ swasembada pangan Kab. Tabalong dari BRMP Kalimantan Selatan. Kegiatan penandatanganan ini bertempat di Aula Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kalimantan Selatan pada Selasa (24/06/2025) dan dihadiri oleh Kepala Dinas PKP Provinsi Kalimantan Selatan, Ir. H. Syamsir Rahman, MS, para pejabat lingkup Ditjen Lahan dan Irigasi Pertanian, Kementerian Pertanian, unsur TNI, dan Perwakilan Dinas Pertanian Kabupaten Tabalong,Kotabaru, Hulu Sungai Utara dan Hulu Sungai Tengah yang juga turut melakukan penandatanganan kontrak konstruksi hari ini.
Dalam arahannya, Kepala Dinas PKP Provinsi Kalimantan Selatan menyampaikan kegiatan penandatanganan kontrak konstruksi ini sekaligus memenuhi arahan Wakil Menteri Pertanian bahwa kontrak konstruksi oplah harus dilaksanakan pada tgl 24 Juni 2025. Per tanggal 24 Juni 2025, seluruh kota/kabupaten di Kalimantan Selatan telah melaksanakan penandatanganan kontrak konstruksi setelah sebelumnya oleh Kabupaten Banjar, Barito Kuala, Hulu Sungai Selatan, Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kota Banjarbaru dan Banjarmasin.
Kegiatan penandatanganan kontrak kontruksi merupakan tahap awal pelaksanaan kegiatan kontruksi setelah dilakukan perencanaan yang matang melalui kegiatan Survei, Identifikasi dan Desain (SID). Komponen konstruksi lahan disesuaikan dengan kebutuhan lapang. Sebagai contoh, di lahan yang sering kebanjiran akan dilakukan optimasi saluran air dan pintu air. Begitu pula sebaliknya, lahan yang sering kekeringan akan diusahakan air melalui pompanisasi.
Diharapkan kegiatan pembangunan konstruksi akan selesai di bulan Agustus 2025 sehingga target tanam di Bulan September dapat terpenuhi. Dengan demikian, target peningkatan LTT dan produksi beras akan tercapai untuk mendukung swasembada pangan di Indonesia.(/snh)